Minggu, 02 Februari 2014

Mahasiswa Agent of Change?

          "Hidup mahasiswa! hidup mahasiswa! Itu biasanya yang diteriakan pelajar yang satu ini kalau sedang berdemo ataupun sedang dalam perkumpulan. Mahasiswa, kita kenal pelajar yang satu ini bisa dibilang rajanya pelajar karena mahasiswa merupakan tingkatan paling tinggi disemua siswa. Bukan hanya tingkatannya saja, melainkan dalam bersikap, cara berpikir, cara menyelesaikan masalah, bahkan banyak yang bilang mahasiswa adalah Agent of change. Kenapa banyak yang berkata demikian, karena mahasiswa lebih peka terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi serta mereka banyak berpikir independen dan banyak menuangkan ide-ide juga dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Ini mengapa banyak mahasiswa berdemo untuk kepentingan rakyat karena sesuatu yang menyimpang terjadi di dalam masyarakat pasti mahasiswa lah yang turun aksi. Tapi apakah sebutan Agent of change itu berlaku dengan mahasiswa sekarang? kita lihat banyak juga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam ruang lingkup mahasiswa ini. Misalnya saja dalam mendapatkan beasiswa yang menuntut mahasiswa untuk harus mendapatkan minimal IP tinggi atau rata-rata. Padahal belum tentu mahasiswa tersebut benar-benar murni nilai hasil usahanya sendiri, bisa saja pada saat dia selama kuliah men "copy paste" tugas yang diberikan dosen, bisa saja pada saat UTS atau UAS mahasiswa berebut duduk paling belakang karena bisa lebih leluasa mencontek sana dan sini. Saat perkuliahan pun mahasiswa kebanyakan hadir dalam perkuliahan numpang absen, duduk paling belakang dan ngobrol ataupun sibuk dengan gadgetnya masing-masing saat dosen menerangkan. Belum tentu pelajaran yang diterangkan masuk, mereka hanya mendengarkan tanpa adanya proses pemahaman materi, ibarat masuk telinga kiri keluar telinga kanan tanpa sedikitpun materi yang nyangkut di otak.

           Lantas apa yang mereka dapat selama perkuliahan? Jauh-jauh dari kampung halaman hanya untuk buang-buang waktu, pikiran serta uang orang tua. Hanya mementingkan gaya hidup, nongkrong-nongkrong di tempat gaul, mengobrol atau membahas yang tidak penting. Sibuk mencari pacar dikampus, buang-buang uang orang tua hanya untuk nongkrong, membiayai kebutuhan pacarnya, ataupun membeli barang-barang yang mungkin kurang penting untuk dipamerkan. Apakah mahasiswa sekarang tidak berpikiran bahwa kuliah itu adalah jenjang terakhir untuknya bersiap terjun ke masyarakat? Kalau mereka terus melakukan hal-hal yang tidak penting seperti itu, bersiap-siap saja untuk mendapat penyesalan. Sedangkan dunia ppekerjaan menuntut sesorang untuk mempunyai keahlian tertentu untuk bisa diterima di tempat kerja, tapi pada kenyataanya mereka tidak mempunyai skill atau kemampuan yang seharusnya mereka dapatkan sewaktu kuliah. Setelah mendapatkan kekecewaan tersebut barulah timbul menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang dengan KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme). Belum lagi ketika lulus kuliah mereka kerja tidak sesuai dengan bidangnya, misalkan lulusan S1 guru tapi kerja di Bank. Dan juga mereka mendapatkan pekerjaan karena ada orang dalam yang membantu.


           Jadi inikah potret Mahasiswa sekarang? Benarkah mahasiswa Agent of Change? Kalau dilihat dengan kenyataanya, Agent of Change benar-benar jauh dari kata tepat untuk mahasiswa. Mau sampai kapan para mahasiswa Indonesia seperti ini? Ayolah, mahasiswa stop buang-buang waktu kalian dan lebih memperssiapkan diri kalian untuk kehidupan nyata. jangan sia-siakan pengorbanan orang tua kalian yang berjuang untuk menekolahkan kalian ke jenjang perkuliahan.

Kamis, 30 Januari 2014

Agama pun hanya sekedar RITUAL.

           Seperti yang kita tahu Agama di dunia banyak sekali ragamnya termasuk kepercayaan-kepercayaan. Semua agama pasti mengajarkan kebaikan dan melarang segala macam keburukan. Tapi kenapa banyak sekali terjadi penyimpangan-penyimpangan perilaku seperti perampokan, penculikan, pencurian dll? Apakah mereka melakukan ajaran agamanya dengan baik atau hanya sekedar ritual saja untuk menjalankan kewajiban seperti halnya kita bekerja? Fenomena zaman sekarang adalah mereka melakukan ibadah hanya sekedar melaksanakan saja tanpa disertai dengan nilai yang terkandung dalam beribadah tersebut. Saya sebagai muslimin pun agak kecewa sengan masyrakat muslim Indonesia yang hanya melakukan ibadahnya sekedar melaksanakan kewajiban. Kenapa saya berkata demikian, karena lihat saja buktinya, para petinggi negara yang mayoritas beragama islam banyak yang tersandung kasus korupsi. Bahkan ada petinggi negara yang korupsi di departemen agama (korupsi pengadaan Al-Qu'an). Sungguh miris mendengar kabar seperti itu apalagi tersangkanya orang yang ahli di bidang agama. Apa sih yang  ada di pikiran mereka? Apa mereka tidak berpikir kalau korupsi itu adalah hasil dengan cara haram? Seharusnya mereka berpikir dua kali bahkan seratus kali untuk berbuat korupsi karena setega itukah menafkahi keluarga dengan UANG HARAM. 

          Sekarang Indonesia menjadi pasar yang sangat menjanjikan di mata pebisnis dunia karena masyarakatnya mayoritas konsumtif. Inilah mengapa masyarakat kita dibutakan oleh produk dan barang dari luar negeri. Inilah salah satu penyebabnya kenapa masyarakatnya menempuh dengan segala cara untuk mendapatkan uang. Karena masyarakatnya berpikir konsumtif dan tanpa disadari pemasukan lebih kecil dari pada pengeluaran alias besar pasak dari pada tiang. Dan keadaan itulah yang mendorong manusia untuk berbuat tidak terpuji dengan melakukan korupsi, perampokan dan lain-lain. Yang diajarkan oleh agama adalah harus mensyukuri semua rezeki walaupun itu sedikit tapi halal dan terus berpikir kalau rezeki akan terus mengalir selama kita menginfakan sebagian rezeki kita ke yang tidak mampu. 

        Dan satu lagi, Islam tidak mengajarkan umatnya untuk meminta atau mengemis. Rezeki tidak bisa datang tiba-tiba melainkan harus kita jemput alias kita berusaha, apapun caranya yang penting halal.

Rabu, 29 Januari 2014

Lingkungan hidup dan Kesehatan

 Lingkungan hidup dan Kesehatan.


Seperti yang kita tahu bumi adalah tempat tinggal semua mahkluk hidup dari yang terkecil hingga yang terbesar.Bumi adalah satu-satunya planet yang bisa di tinggali karena memiliki unsur-unsur pendukung kehiupan mahkluk hidup seperti oksigen dan air.2 unsur ini sangatlah penting untuk semua mahkluk hidup karena tanpa kedua unsur tersebut tidak ada kehidupan.
Semua mahkluk hidup saling bergantung satu dengan lainnya dan kita sebagai mahkluk hidup paling sempurna yang diberi akal pikiran seharusnya bisa memikirkan cara dan melakukan sesuatu untuk menjaga keseimbangan alam ini tetap terjaga sampai anak cucu kita. Kita sepatutnya bersyukur dan berterima kasih kepada alam.Alam menyediakan tumbuh-tumbuhan yang bisa manusia manfaatkan untuk kebutuhan pangannya, alam menyediakan air yang begitu berlimpah, alam yang memberikan kita oksigen hingga kita bisa bernafas sampai saat ini, alam menyediakan minyak dan gas yang bisa digunakan untuk menunjang kepentingan manusia.Semua itu hanya sebagian kecil dari kebaikan alam untuk kita sebagai penikmat.Tapi tidak selamanya alam menyediakan semua kebutuhan tersebut, sumber-sumber itupun bisa habis jika secara terus menerus kita pakai.Apa yang akan terjadi jika sumber daya alam sudah tidak tersedia? Pasti terjadi kekacauan di mana-mana, belum lagi alam yang “marah” karena perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan kepada alam, seperti penebangan pohon liar, pembuatan lahan baru untuk pembangunan kota, pembuangan limbah pabrik dan lainnya.
Sebenarnya apa yang sedang terjadi pada manusia yang seperti “itu”? apakah mereka hanya mementingkan keuntungan belaka  saja tanpa memperdulikan alam? Menurut saya itu semua terjadi karena kebutuhan manusia yang semakin besar dan menuntut manusia agar bisa tercukupi kebutuhan hidupnya.Gaya hidup jaman sekarang yang serba mewah pun bisa menjadi salah satu faktor manusia melakukan perbuatan tidak bertanggung jawab kepada alam. Kita sebagai mahkluk paling sempurna, seharusnya bisa mengatasi  permasalahan tersebut. 
lingkungan hidup yang semakin kacau, bencana alam dimna-mana itu semua adalah akibat perbuatan kita sendiri. Banjir dikarenakan sampah yang menumpuk di sungai. Mereka yang membuang sampah tidak berpikir panjang tentang apa yang telah dia perbuat walaupun hanya masalah sepele, tetapi jika terjadi terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dan tanpa disadari sampah yang mereka buanglah yang menyebabkan banjir tersebut.Pada akhirnya kita sebagai masyarakat yang bukan pelaku tersebut terkena imbasnya.Apa susahnya membuang sampah pada tempatnya?Apa karena tidak ada tempat sampah lantas kita buang sampah seenaknya? Seharusnya kita menahan rasa untuk tidak membuang sampah sembarangan.Menurut saya mereka yang membuang sampah sembaranganberpikir, “ah, sampahnya sedikit sih tidak apa-apa” atau “ah, nanti juga ada yang membersihkan”.Mungkin alasan itu cukup tepat untuk menggambarkan pola pikir masyrakat yang membuang sampah sembarangan.
            Setelah itu kerusakan hutan yang semakin parah.  Seperti yang kita tahu hutan adalah paru-paru dunia, tanpa hutan, apa atau siapa yang bisa menyaring kadar polusi dan karbondioksida di bumi?  Asia terkenal dengan wilayah hutannya yang sangat luas dan terdapat paling banyak hutan tropisnya. Tapi hutan-hutan itu semakin berjalanya waktu akan cepat habis di kerenakan aksi penebangan liar ataupun perluasan kebun. Di Indonesia ataupun di Negara lain pasti ada saja oknum yang tidak bertanggung jawab menebang pohon secara illegal menghalalkan segala cara untuk meraup uang sebanyak mungkin. Di sini sikap pemerintah harus sangat tegas dalam menangani kasus-kasus seperti ini, jika tidak kasus ini akan terus terulang. Sudah tidak adakah kesadaran mereka akan pentingnya melestarikan hutan untuk memberi kesempatan bagi anak cucu kita merasakan keindahan alam yang terlukiskan oleh hutan-hutan lebat dibarengi keanekaragaman satwanya. Acara Discovery Channel, National geographic, dan film-film documenter lainnya adalah contoh kecil agar kita bisa menyayangi dan menghargai alam . Tayangan-tayangan acara tersebut sangat mendidik sekali apalagi bila kita berikan tontonan mendidik itu kepada anak cucu kita agar di masa depan mereka bisa menjaga alam kita dengan baik.
Hutan juga merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan seperti kayu, rotan dan lainnya. Lebih bijak lagi jika kita manfaatkan kekayaan hutan tersebut dengan rasa tanggung jawab misalnya dengan cara mereboisasi hutan yang telah kita tebang. Agar kedepanya bisa kita manfaatkan kembali dan terhindar dari bencana alam  akibat hutan gundul, seperti contohnya banjir, yang disebabkan tidak adanya akar pohon yang menyerap air, tanah longsor dikarenakan tidak adanya akar pohon yang bisa menahan tanah ketika hujan tiba.
Isu Global Warming sudah marak dibicarakan dan sekarang pun bukan hanya menjadi isu belaka, tapi sedang terjadi.Bumi semakin panas dikarenakan polusi udara yang berasal dari pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, dan lainnya.Kini lapisan ozon pun kian menipis bahkan sudah bolong. Kita tahu bahwa lapisan ozon berguna untuk menahan sengatan matahari secara langsung, tanpa ozon bumi akan hangus terbakar karena panasnya sinar matahari. Maka dari itu manusia harus sadar akan pengetahuan-pengetahuan dasar seperti itu agar mereka yang ingin mencari keuntungan melalui usaha yang dapat merugikan alam berpikir dua kali untuk melakukan hal tersebut. Belum lagi karena meningkatnya suhu bumi, es-es di kutub selatan maupun utara semakin lama semakin mencair.Bayangkan luas kutub selatan yang mencapai hampir dua kali lipatnya benua Australia jika mencair semuanya, Indonesia hilang, Jepang tak berbekas, Asia mungkin menjadi benua terkecil dan pulau-pulau kecil hanya menjadi bongkahan karang di laut yang baru. Itu semua bisa kita cegah sedini mungkin dengan kita menjaga alam beserta isinya seperti contoh tindakanya sebagai berikut :
1.       reboisasi hutan,
2.       gerakan car Car Free day, mengurangi pemakaian kendaraan bermotor yang memiliki emisi gas buang yang tinggi,
3.       memakai kendaraan umum juga merupakan sikap peduli dengan lingkungan, karena kendraan pribadi tidak dipakai,
4.      Recycle barang-barang yang sekiranya bisa dipergunakan lagi,
5.      Tidak merokok, karena saya pernah membaca artikel tentang rokok bahwa asap rokok juga termasuk penyumbang terbesar dalam penyebaran polusi udara,
6.       Dan yang menurut saya yang paling mudah tetapi susah untuk dilakukan manusia adalah membuang sampah pada tempatnya.
Itu semua adalah beberapa contoh tindakan-tindakan yang bisa kita lakukan, dan masih banyak lagi tindakan lainnya.
Di sini juga saya ingin mengaitkan antara lingkungan hidup dengan kesehatan.Lingkuangan hidup sangat erat kaitanya dengan kesehatan karena jika lingkungan hidup kita tercemar otomatis kesehatan kita juga terancam. Banyak dari kita lupa akan hubungan itu. Mereka seolah acuh saja bila mana lingkungan hidupnya sedang tercemar.Sebenarnya masalah ini sudah berlangsung lama, hanya saja kesadaran diri tentang kesehatan karena lingkungan kurang.Akibat dari lingkungan hidup yang tercemar timbul berbagai penyakit yang menyarang warga sekitar lingkungan yang tercemar. Kita tidak sepenuhnya menyalahkan atau juga membebani permasalahan ini ke pemerintah, ini semua adalah tanggung jawab kita bersama guna bisa hidup sehat dengan lingkungan yang bersih
Kesehatan merupakan faktor utama agar manusia dapat beraktifitas dengan baik, jika kondisi badan kita tidak sehat  maka segala macam aktifitas terganggu. Banyak orang mengabaikan kesehatan mereka dengan makan-makanan yang enak tanpa memperdulikan resiko yang diakibatkan oleh makanan  tersebut, enggan berolahraga yang mengakibatkan tubuh cepat capek dan mudah mengantuk belum, lagi resiko terkena penyakit hipokinetik yaitu penyakit yang kurang gerak sepertihipertensi, penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus, osteoporosis terlalu awal dan lainnya.Tapi sekarang pun untuk berolah raga saja susah dan percuma karena udara atau oksigen yang kita hirup sudah tidak bersih lagi karena polusi yang ditimbulkan oleh asap kendaraan, asap rokok, dan pabrik. Saya sangat menyayangkan sikap pemerintah yang hanya bisa berdiam diri bila kendaraan-kendaraan yang sudah tidak layak pakai tapi tetap digunakan. Seperti contohnya bus Damri yang sudah berumur tua dan menghasilkan asap berwarna hitam banyak tetap digunakan, kemudian mobil angkutan umum yang emisi gas buangnya sangat tinggi. Apa yang terjadi bagi pengguna jalan yang lainnya seperti pejalan kaki, ataupun pengguna sepeda, udara yang meraka hirup sangat berbahaya bagi kesehatan. Apakah pemerintah ataupun kita sebagai masyarakat sudah tidak peduli dengan lingkungan hidup kita hanya gara-gara untuk mencari nafkah atau melakukan segala kepentingannya?
Saya sangat iri sekali dengan negara Jepang karena negara yang menghasilkan banyak sekali kendaraan justru mereka tidak menggunakanya untuk sehari-hari.Mereka melakukan kegiatan aktifitasnya mulai dengan berjalan kaki, bersepeda, ataupun menggunakan alat transportasi lainnya.itu menunjukan bahwa masyarakat jepang sudah sadar akan lingkungan hidup dan kesehatan juga.  Seharusnya Indonesia meniru sikap sadar lingkungan hidup dan sadar kesehatan negara Jepang.
Ada perbedaan yang sangat signifikan tentang tingkat kesehatan orang Indonesia pada jaman dulu dengan orang Indonesia pada saat sekarang.Tebak mengapa demikian? Ini terjadi dikarenakan semakin bertambahnya jumlah penduduk semakin banyak pula hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyaring polusi kini semakin menipis saja demi kepentingan manusia untuk pemukiman, kayu-kayu untuk bahan dasar bangunan, kemudian jumlah kendaraan yang semakin banyak pula dan emisi gas buang tinggi, belum lagi gaya hidup orang jaman sekarang yang suka sekali dengan rokok menambah sumbangan besar lagi dalam polusi udara yang berdampak pada kesehatan manusia. Saya sangat perihatin dengan keadaan masyarakat sekarang yang kurang paham tentang apa itu sehat mereka hanya ingin sehat secara instant saja seperti minum-minuman yang kaya akan vitamin ataupun gizi atau obat penambah multivitamin. Justru dengan mereka mengkonsumsi barang-barang seperti itu dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya.Kenapa kita tidak berolahraga ke tempat yang banyak pohon dengan begitu kita bisa menghirup oksigen lebih banyak dan membuat pikiran kita menjadi tenang apalagi dibarengi dengan melihat pemandangan yang hijau.


Mau sampai kapan kita seperti ini? akankah bumi masih bisa bertahan untuk anak dan cucu kita?